Sunday, November 20, 2016

SEMBUNYI DI BALIK MEREKA

Apa yang bakal lo lakukan kalau ada yang bertanya tentang sifat atau kebiasaan lo? Apakah lo akan menjawab dengan tegas atau sembunyi di balik jawaban "kan orang lain yang menilai"?

Satu waktu, gue yang dengan mudahnya mendadak jadi mellow ini gak tau mau ngapain. Galau, tapi gak tau apa yang digalauin. Mau nonton film atau serial, tapi lagi gak ada mood-nya. Mau baca novel, tapi gak ada novel yang bisa dibaca. Lalu kembali gue membuka twitter dengan harapan bisa ngebalikin mood gue. Saat buka timeline, muncul tweets-nya Koh Alex yang (kalau gak salah) lagi nanya topik apa yang mau dijadiin bahan ngeblog, lalu followers-nya pada request tentang zodiak dan di jawab "ini pada ga baca amrazing.com ya?", anyway, ini lucu, Koh. Lalu karena penasaran akan jawabannya Koh Alex ini, gue tanpa pikir panjang langsung membuka blog-nya dan mencari zodiak gue. Cancer. Entah dari mana Koh Alex belajar baca karakter orang sampe bisa sedetail itu dan mostly komentar-komentar orang membenarkan apa yang beliau tulis. Gue pun gak bisa bohong kalau apa yang di tulis tentang Cancer ini relevant sama gue.

Dari yang awalnya gue cuma penasaran sama zodiak sendiri, akhirnya gue bertanya ke temen gue tanggal lahir dia buat nyari tau karakter dia. Gue cerita alasan gue nanya tanggal lahir dia, karena gue lagi baca-baca karakter zodiak, gue bilang. 

"Terus karakter gue kayak gimana?", dia balik bertanya.

Lalu gue screenshot isi blog tersebut dan gue kirim ke dia.

"Jadi bener ngga itu?", gue penasaran bagaimana dia menilai diri dia sendiri.

"Gak tau deh gue, kan orang lain yang menilai".

BOOM!

Gue gak bisa dapet jawaban begini. Maksud gue, kenapa sih buat tau sifat sendiri aja harus bergantung ke orang lain? Atau lo cuma ikut-ikutan orang lain yang bilang "yang menilai diri kita itu orang lain"? Ah, klise. Gue pun sebenarnya gak menyalahkan jawaban dia. Gue setuju, kalau orang lain juga ikut andil dalam menilai karakter kita, contohnya seperti yang dilakukan Koh Alex dalam blog-nya. 

Tapi, gue gak setuju kalau kita harus bergantung dengan penilaian orang. Come on dude, lo pasti tau sifat lo sendiri kayak gimana, kenapa harus sembunyi di kalimat "penilaian orang"? Gini, menurut gue akan bagus sekali kalau orang lain bisa menilai kita seperti apa, justru, penilaian itu yang bisa dijadiin pelajaran untuk kita memperbaiki diri kedepannya, tapi, ya gak bisa jadi patokan, karena gue juga akan bilang, penilaian orang lain ini penting untuk membandingkan karakter kita dengan penilaian kita sendiri. Nah, kalau begitu ceritanya berarti kita harus tau dulu kan karakter kita gimana menurut versi penilaian sendiri?

Kalau menurut lo penilaian karakter dari diri sendiri itu gak penting, lo salah. Karena, ini krusial. Lo gak akan selamanya hidup di balik bayang-bayang orang lain kan? Memangnya, kalau lo interview untuk masuk di organisasi atau pekerjaan, lalu ditanya tentang sifat lo seperti apa, lo akan jawab "saya gak bisa jawab, karena yang menilai diri kita itu orang lain"? Haha! Gue jamin jawaban dari pertanyaan selanjutnya sudah gak penting lagi.

Gue nulis ini karena gue ngerasa betapa pentingnya kita tau karakter kita sendiri karena sebenarnya kita lah yang paling tau bagaimana sifat kita. Bener gak? Jadi cobalah buat berhenti menggantungkan karakter kita pada orang lain, karena saat kita tau bagaimana kita, dan orang lain juga bisa menilai kita, itulah saatnya untuk memperbaiki sifat buruk kita dan mempertahankan dan meningkatkan sifat baik kita. Gue kasih contoh, kalau misalkan kita ngerasa diri kita gak cukup helpful buat orang lain tapi orang lain menilai kita sebaliknya, bagus dong? Berarti kita sudah bermanfaat buat orang lain dan harus dipertahankan. Eh, tapi gak boleh sombong ya! Lalu sebaliknya saat kita sudah merasa superior kalau kita orang paling baik sedunia tapi orang lain menilai kita gak cukup baik, kita jadi bisa memperbaiki diri. Begitupun saat kita ngerasa kita gak egois tapi orang lain menilai kita egois, itulah saatnya kita mencari tau di bagian mana kita egois supaya bisa menurunkan ego kita. Lalu seperti isi blog-nya Koh Alex tentang karakter 'susah mengakui kesalahan' dari salah satu zodiak, ketika lo merasa lo tidak seperti itu karena lo sudah melakukan hal sebaliknya dan lo tau persis kalau itu memang sifat lo, jelaskan ke orang yang menilai lo dan bertanya, supaya orang tersebut bisa mencoba menilai dari sisi lain. Tapi kalau lo setuju dengan penilaian orang tersebut karena lo memang susah mengakui kesalahan, mungkin selanjutnya lo harus coba mengalah dengan keadaan kalau lo harus berani mengakui kesalahan dan berhenti untuk playing victim. Setidaknya, ketika orang lain bisa menilai kita, kita sudah harus tau bagaimana sifat kita sendiri, supaya kalau ada yang bertanya, gak lagi sembunyi dibalik jawaban "gue gak tau, orang lain lah yang menilai". Karena ketika ada orang lain yang bertanya dan lo bisa menjabarkan bagaimana diri lo yang sebenarnya, itu akan menjadi nilai plus di mata orang lain. Dengan begitu, orang lain lah yang akan mengikuti bagaimana karakter yang lo sampaikan. Tapi, lo juga gak boleh menutup diri dari penilaian orang, karena hidup itu harus seimbang.

Selamat menemukan jati diri dan berbahagialah karena tidak bergantung pada orang lain, fellas!

Monday, June 6, 2011

KINI DIA PERGI UNTUK SELAMANYA

Kini tak ada lagi senyum mu kawan, kami tak akan pernah bisa lagi melihat kau tersenyum di hadapan kami. Kau meninggalkan kami dengan sejuta kenangan, kebahagiaan, canda tawa, suka duka. Begitu banyak keinginan mu yang kau sampaikan kepada kami, begitu banyak impian mu yang ingin kau capai. Kau yang selalu mancairkan suasana, kau yang selalu membuat kami tertawa, kau yang selalu meredamkan emosi ku, sahabat. Manusia memang banyak kekurangan dan kelebihan, tapi kekurangan mu, tertutupi oleh kebaikan mu. Seseorang yang selalu mau membantu teman, sahabat, dan orang-orang terdekatnya. Jujur, aku kehilangan keceriaan di setiap hariku yang selalu ku dapatkan dari seorang sahabat seperti mu, Shely Pramadhanti. Kami semua merindukan tawa mu, canda mu, kepolosan mu, kebaikan mu, semua hal terindah tentang mu. Banyak rencana kita yang belum terlaksana kawan, mengapa begitu cepat kau meninggalkan kami? 11 Mey 2011 kau meinggalkan kami untuk selamanya... aku, kau, dan mereka memiliki khayalan yang sama. Beberapa hari sebelum kau pergi meninggalkan kami, saat kau masih berada dihadapan kami, kita membayangkan bagaimana kita beberapa tahun kedepan, kita merencanakan untuk study tour, kita merencanakan untuk kuliah, sungguh sangat banyak yang kita bayangkan kawan. Tak pernah terpikir oleh ku akan kehilangan sahabat seperti mu, sebaik mu. Sampai saat ini pun, aku dan mereka masih belum percaya kalau kau sudah tiada. Andai kau tau, kami semua merindukanmu. Merindukanmu kembali tertawa bersama kami, kembali merasakan kebahagian bersama kami, bersama aku, kau dan mereka. kembali merasakan suka duka bersama seperti yang  pernah kita rasakan sebelumnya.

Kini, kami hanya bisa mendoakan mu dari jauh, dari dunia yang berbeda. Tak akan pernah kami lupakan sahabat sepertimu, Shely Pramadhanti. Terimakasih Tuhan, Engkau telah memberikan kami sahabat seperti Shely. Aku bahagia pernah mengenalnya, menjadi bagian dari hidupnya, dan menjadi sahabat baginya. Semoga do'a yang selalu kami sampaikan untuk mu, bisa membantu mu disana untuk dijauhkan dari siksa kubur dan neraka, dan semoga kita akan kembali betemu di surga, sahabatku :)

SELAMAT JALAN SAHABATKU
SHELY PRAMADHANTI
semoga kau tenang disisiNya
kami merindukan mu :)